Semesta.
***
"Semesta tidak akan lengkap tanpa adanya Mentari dan Rembulan. Begitu pula keluarga kecil kami tanpa adanya Ibu dan Ayah."
***
Family | Slice of Life | Angst | Hurt Comfort
***
Cast:
Ankaa Bumantara (25)
"Tetap harus melindungi rumah ini, karena Ibu mempercayaiku."
Bentala Raharja (22)
"Rasanya sulit saat harus membagi sayang pada Kak Ankaa dan Bada."
Bada Adiwarna (18)
"Bada memang terlampau bodoh. Bagaimana bisa aku menyakiti Kak Ankaa dan Kak Tala sebegitu dalamnya?"

***
Garis horizon yang membentang indah di penghujung hari memang sedang ganas-ganasnya menerpa obsidian tiap entitas yang menyusuri jalan ini; membuat seluruh presensi yang ada di sana berdecak kagum karena eloknya semburat jingga di sudut langit.
Tapi berbeda dengan kecantikan senja yang sebentar lagi habis dimakan malam lalu Sang Dewi Bulan hendak menyombongkan diri atas kuasanya pada langit, semesta yang kini tengah berada di ambang kehancuran pun akhirnya luluh lantak. Menyisakan tetes pilu yang mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan oleh tiap-tiap penghuni semesta kecil itu.
Mentari dan Rembulan si semesta sudah pergi, membawa amarah masing-masing yang sudah tidak dapat dibendung lagi. Meninggalkan puing-puing semesta yang tidak tahu harus berporos pada siapa saat Mentari mereka telah pergi, begitu pula pada Rembulan yang sudah tidak dapat menerangi malam sendu mereka saat ini.
Di rumah penuh memori ini, Ankaa, Bentala, dan Bada harus sama-sama menumpahkan tangis saat kedua orang tua mereka memilih pergi tanpa menoleh kembali.[]
Catatan penulis:
Pemeran yang hadir dalam cerita ini hanya visualisasi penulis semata. So if you aren't comfortable with that, you can imagine someone else being cast in this story. Hope you guys enjoy and happy reading!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar